MISS COMUNICATION
· Penjelasan Komunikasi dan Miss Comunication
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan
perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Dalam
menjalin relasi dengan orang lain, kita membutuhkan komunikasi. Dalam
dunia kerja, komunikasi merupakan satu hal yang paling penting dan
menjadi bagian dari tuntutan profisiensi (keahlian).Kadang-kadang
penyebab rusaknya hubungan antar individu dalam suatu organisasi,
misalnya antara manajer atau supervisor dengan karyawan atau di antara
karyawan itu sendiri adalah adanya miskomunikasi yang terjadi.Untuk bisa
berkomunikasi dengan baik dibutuhkan tidak hanya bakat, tapi terutama
kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu.
Keterampilan
berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk mengirim dan
menguraikan pesan secara akurat dan efektif untuk memperlancar
pertemuan, untuk memahami cara terbaik dalam penyebaran informasi dalam
sebuah organisasi, serta untuk memahami makna simbolis tindakan-tindakan
seseorang sebagai manajer.Komunikasi adalah suatu pertukaran—sebuah
konsep yang sederhana tetapi vital.
Walaupun
demikian, terlalu sering kita melakukan pendekatan dengan suatu
pertukaran tanpa mempertimbangkan bagaimana pihak lain bereaksi, maka
pesan yang kita sampaikan seringkali terlalu berorientasi kepada diri
sendiri, sehingga apa yang terjadi dengan pihak lain menjadi sesuatu
yang terabaikan.
Selain
itu dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting
untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat agar terjadi
keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat.Dalam
hubungan bilateral antar negara diperlukan juga komunikasi yang baik
agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.
· Bahasa Komunikasi
Simbol-simbol
bahasa yang digunakan dalam suatu pesan dapat berwujud verbal maupun
nonverbal.Pesan verbal merupakan pesan yang diucapkan oleh pengirim,
sedangkan pesan nonverbal dapat berupa gerak-gerik atau sikap dari si
pengirim pesan.Komunikasi akan menemukan kegagalan apabila terjadi
ketidaksesuaian antara pesan verbal yang disampaikan dengan pesan
nonverbal yang tampak. Meskipun pembicara kadang-kadang telah berusaha
mengubah perilakunya untuk menciptakan suatu ekspresi tertentu pada
pendengarnya, akan tetapi perilaku nonverbal secara umum ternyata sulit
untuk diatur (DePaulo, 1992).
Sebagai
contoh, kebohongan seseorang dapat diamati dari cara dia berperilaku
pada saat dia mengatakan kebohongan itu. Ketika seorang pembicara
berkata satu hal dan bahasa tubuhnya mengatakan yang lain, kita akan
mengakui keakuratan bahasa nonverbal.Komunikasi yang efektif ditentukan
oleh tingkat penerimaan dan pemahaman terhadap arti pesan yang
diharapkan.
Ada
beberapa bagian dalam proses ini yang dapat mengganggu kelancaran
berkomunikasi : Sebagai contoh, penerima mungkin tidak mengerti
simbol-simbol bahasa. Bahasa dalam arti yang luas seringkali memberikan
simbol dan bentuk yang hanya tepat untuk berkomunikasi dalam suatu
organisasi tertentu saja, dalam satu lingkungan saja.
Atau
kadang-kadang juga pengirim terbawa oleh kemampuannya untuk
memanipulasi bahasa dan dengan kurang hati-hati mencampuradukkan pesan
dengan pesan yang tidak dapat dimengerti oleh si penerima. Akibatnya penerima pesan tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh si pengirim.
· Arah Komunikasi
Komunikasi
organisasi berbeda sesuai dengan apakah tujuan pokoknya mengirim
informasi kebawah, ataukah pada arah yang horisontal.Komunikasi kebawah
membawa informasi yang berhubungan dengan tugas pada seseorang yang
melakukan tugas tersebut. Ia juga membawa informasi tentang kebijakan
dan prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk feedback yang bersifat
motivasional pada karyawan.
Komunikasi
lateral atau horisontal terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan
departemen harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja
mereka.Karena jalur otoritas tidak berseberangan, maka komunikasi
lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke atas atau ke bawah secara
hirarkis.Komunikasi keatas membawa informasi dari tingkat bawah ke
tingkat atas organisasi. Informasi itu mungkin concern pada aktivitas
lingkungan luar atau internal pada tingkat bawah organisasi.
Para
pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas keputusan
yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk
menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan memberikan saran untuk
pengembangan. Pesan lebih mungkin untuk dimengerti ketika sebuah
pertukaran terjadi daripada ketika penerima tidak membuat respon apapun.
Dengan
komunikasi satu-arah, informasi dikirim ke bawah dari pimpinan kepada
anggota. Pimpinan tidak menanyakan atau tidak mengharapkan suatu respon.
Tentu saja, jika tidak ada komunikasi keatas, maka akan sangat sulit
mengetahui apakah pesan pimpinan telah dapat diterima.Pada komunikasi
dua-arah, penerimaan pesan dapat diperjelas sebab suatu respon
diharapkan kemunculannya.Komunikasi dua-arah ini memungkinkan
misunderstanding/ kesalah-pahaman dapat dijernihkan.
Para
teoritikus human relation, berusaha mendorong ke arah terbukanya
komunikasi antara para pimpinan dan anggota-anggotanya.Komunikasi
terbuka merupakan penyingkapan informasi personal dan/atau yang
berhubungan dengan pekerjaan.Dua isu sentral dari konsep itu adalah
kejujuran dalam menyingkap informasi dan keikhlasan dalam menerimanya.
· Hilangnya Komunikasi.
Miss
Communication (terjadinya kesalahan dalam salah satu proses komunikasi)
akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi yang hendak di
capai. Seperti yang terjadi dalam hubungan Indonesia dengan Australia,
dimana pihak Australia menganggap pernyataan Indonesia mengenai “Negara
Bebas Teroris” di terjemahkan oleh Australia sebagai “Indonesia Gudang
Teroris”. Hal ini menyebabkan dampak yang kurang baik dalam hubungan
kedua negara tersebut.Sebagai
informasi yang dikirim kebawah dari pimpinan kepada anggota organisasi
melalui suatu jaringan yang terbatas, seperti jaringan rantai, ia diubah
melalui proses Filtering.
Pimpinan
tingkat menengah menyaring informasi yang mereka terima dan
teruskan.Mereka menghilangkan beberapa bagian dari informasi itu dan
menambah detil pada bagian yang lain.Mereka mengirimkannya kepada
beberapa bawahan tetapi tidak seluruhnya.Pada setiap tingkatan yang
dilalui oleh sebuah pesan, seorang pimpinan memutuskan seberapa banyak
informasi yang perlu dikirimkan.
Jelasnya,
dengan sembrono, pesan awalnya menjadi berubah. Informasi hilang, dan
pesan menjadi terdistorsi.Beberapa pihak telah melaporkan bahwa sebanyak
80% informasi hilang sebagai pesan yang turun dari atas ke bawah
organisasi, mengindikasikan bahwa filtering dapat menjadi masalah
besar.Bagaimanapun juga, filtering seringkali diperlukan.Komunikasi
tentang kebijakan dan prosedur organisasi mungkin butuh diterjemahkan ke
dalam bahasa yang relevan dengan tugas sebelum mereka dikirim kepada
anggota.
Filtering
terjadi pada komunikasi keatas dengan cara yang sama. Pimpinan menengah
merangkum informasi dari tingkat bawah sebelum mengirimnya kepada
pimpinan tingkat di atasnya.Ini mungkin perlu jika atasan tidak memiliki
waktu atau keahlian teknis untuk mengkaji dan mengerti pesan
aslinya.Anggota mungkin juga menyaring informasi sebelum mereka
mengirimnya kepada seorang atasan.Beberapa informasi ditahan ketika
komunikasi berisikan berita buruk atau ketika atasan di atasnya tidak
dipercaya.Kesalahan umum dalam komunikasi keatas adalah penghilangan
detail yang penting.Detail yang dihilangkan dari pesan ini seringkali dibelokkan dalam saluran komunikasi lateral.Sehingga informasi yang seharusnya diberikan tertutupi oleh informasi anloginya atau contoh kasusnya.
Dari
kedua contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi sangat
penting dalam berbagai aspek kehidupan. Contoh lain dalam pendidikan
seperti hubungan dosen dengan mahasiswa,dengan adanya komunikasi,maka
kegiatan belajar- mengajar akan berlangsung dengan baik dan lancar.
Referensi :
Onong Uchyana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi, 2001Ronald Adler dan George Rodman, Understanding Human Communication, 1997
Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, 1994
0 komentar: