sertakan Sumbernya bila anda mau mengcopy paste artikel ini. Animasi Dengan Jquery Firefly Plugin http://djogzs.blogspot.com/#ixzz1wPOkTQqg Under Creative Commons License: Attribution
sertakan Sumbernya bila anda mau mengcopy paste artikel ini. Cloud Animasi dengan CSS3 http://djogzs.blogspot.com/#ixzz1wPVLlTPV Under Creative Commons License: Attribution

Naruto VS Sasuke,who is the strongest?

perpustakaan digital

Posted by : munadi

A. Preview Tentang WALL-E
Pada awal abad ke-22, sebuah perusahaan "raksasa" Buy N Large (BnL) menguasai perekonomian di Bumi, termasuk pemerintahan. Akibat dipenuhi sampah yang tidak didaur-ulang, maka Bumi menjadi sangat tercemar oleh sampah-sampah elektronik, sehingga kelangsungan hidup manusia menjadi terancam. Untuk mencegah kepunahan manusia, Shelby Forthright (Fred Willard) selaku CEO Buy N Large, melakukan pengungsian massal dari Bumi selama lima tahun di atas armada kapal luar angkasa eksekutif bernama axiom yang menyediakan setiap keperluan manusia, dan dilengkapi dengan robot-robot yang semuanya berjalan secara otomatis untuk melayani kebutuhan manusia.
Ratusan-ribu unit robot penghancur sampah yang dinamai dengan WALL•E ditinggalkan di Bumi untuk membersihkan Bumi. Robot-robot tersebut diprogram untuk memadatkan dan menumpuk sampah-sampah elektronik yang telah memenuhi seluruh daratan di Bumi, agar memudahkan untuk peleburan. Tumpukan sampah-sampah elektronik telah dipadatkan dan dikumpulkan oleh robot-robot WALL•E, tumpukan sampah tersebut telah setinggi gedung pencakar langit. Namun, proyek ini dibatalkan karena Forthright memperkirakan bahwa pada tahun 2110 Bumi sudah terlalu tercemar dan sudah tidak memungkinkan untuk dihuni oleh manusia. Pada tahun 2815, kira-kira 700 tahun kemudian, hanya satu WALL•E yang masih berfungsi.
Berabad-abad kehidupan telah dilalui oleh WALL•E, sehingga ia memiliki kecerdasan yang lebih baik dan rasa keingin-tahuan. Ia gemar mengoleksi barang-barang yang menarik di tumpukan sampah yang memenuhi Bumi, mengambil onderdil untuk suku cadangnya dari WALL•E lain yang sudah tidak aktif. Ia sering menonton film musikal tahun 1969 yang berjudul Hello, Dolly! dari kaset video. Video lainnya yang ia nikmati adalah Put on Your Sunday Clothes, dan adegan berpegangan tangan dalam video "It Only Takes a Moment" yang mengajarnya memiliki perasaan.
Pada suatu hari, WALL•E menemukan sebuah bibit tumbuhan, lalu menanamnya dalam sebuah sepatu usang. Tidak lama kemudian, sebuah kapal luar angkasa mendarat di Bumi dan mengeluarkan EVE (Elissa Knight), sebuah robot perempuan yang dikirim oleh pesawat raksasa yang bernama Axiom, ia diprogramkan untuk mencari tanda-tanda kehidupan flora di Bumi. WALL•E jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya, EVE juga mengagumi kepribadian WALL•E. Sungguh disayangkan, ternyata cinta WALL•E tidak terbalaskan, karena EVE diprogramkan untuk mencari keberadaan tumbuhan di Bumi. Saat WALL•E menunjukkan bibit tumbuhan yang ditemukannya kepada EVE, EVE menyimpan bibit itu ke dalam tubuhnya, setelah itu EVE menjadi non-aktif secara otomatis. WALL•E berusaha melindungi tubuh EVE yang tidak berstatus non-aktif sampai EVE diambil kembali oleh pesawat yang mengantarnya ke Bumi. Dengan rasa gelisah dan panik, WALL•E mengejar pesawat itu. WALL•E berhasil menyusup ke dalam pesawat Axiom.
Setelah berabad-abad hidup dalam mikrogravitasi, manusia di pesawat Axiom banyak kehilangan kalsium, sehingga membuat mereka menjadi sangat gemuk dan tidak mampu berdiri atau berjalan. Aktivitas manusia sepenuhnya dilayani oleh robot. Pilot pesawat Axiom adalah Kapten B. McCrea (Jeff Garlin) juga memerintahkan segala tugasnya kepada sistem autopilot pesawat yang bernama AUTO (suara program MacInTalk). Saat WALL•E mengikuti EVE ke dalam kapal, kelakuannya yang tidak biasa, menyebabkan manusia dan robot bertindak tidak seperti biasanya. Khususnya M-O, robot dekontaminasi yang diprogramkan untuk membersih setiap pencemaran di dalam pesawat , ia mengejar WALL•E supaya ia dapat membersihkan kotoran asing yang bersumber dari Bumi, dan dua orang manusia bernama John (John Ratzenberger) dan Mary (Kathy Najimy) yang sebelumnya hanya melihat melalui media elektronik berupa monitor, sehingga mereka melihat pemandangan secara langsung karena WALL•E membuat mereka terlepas dari monitor yang terpasang di tempat duduk mereka.
Setelah sampai di dalam pesawat, EVE diaktifkan kembali dan diprogram untuk mengantar bibit tadi kepada McCrea agar diletakkan dalam alat pendeteksi yang dinamai holo-detector. Alat tersebut adalah sebuah mesin pendeteksi yang berfungsi memberikan informasi bahwa manusia dapat kembali hidup di Bumi, dan akan mengembalikan manusia ke Bumi secara otomatis setelah mendeteksi bibit tadi yang merupakan pedoman yang memungkinkan manusia untuk kembali hidup di Bumi. Sewaktu akan mendeteksi tumbuhan yang terdapat dalam tubuh EVE, bibit itu hilang. EVE dianggap telah rusak dan dikirim ke bagian perbaikan robot bersama WALL•E. Saat EVE diperiksa, WALL•E menyangka EVE akan dihancurkan oleh mesin pemeriksa tersebut, lalu ia merampas senjata plasma EVE dan menembakkannya, sehingga membebaskan robot-robot rusak lainnya di ruang perbaikan. Tindakan WALL•E menjadi ancaman bagi setiap penghuni pesawat Axiom, EVE dan WALL•E menjadi buronan yang dianggap robot berbahaya. EVE yang tidak tahan dengan sikap WALL•E, mencoba mengantarnya kembali ke Bumi dengan menggunakan sebuah kabin.
Saat asisten utama McCrea (GO-4) tiba dan menyimpan bibit yang hilang itu ke dalam kabin; GO-4 yang mencurinya tanpa diketahui McCrea. Melihat bibit tersebut, WALL•E memasuki kabin tempat diletaknya bibit tersebut. GO-4 akan menghancurkan kabin tersebut dengan mengaktifkan program penghancuran secara otomatis sehingga akan meledak setelah hitungan mundur 20 detik. Saat itu WALL•E berada di dalam kabin tersebut, namun WALL•E berhasil meloloskan diri bersama bibit itu sedetik sebelum musnahnya kabin tadi. EVE lega karena WALL•E menyelamatkan bibit itu dan mereka terbang dengan bahagianya di angkasa sekitar pesawat Axiom.
EVE dan WALL•E mengembalikan bibit itu kepada McCrea. Kapten McCrea ingin mengetahui bagaimana keadaan Bumi pada saat ini, lalu McCrea memutar rekaman yang direkam oleh kamera yang terpasang pada EVE, yang membuat EVE menyaksikan usaha WALL•E melindunginya ketika ia dalam status non-aktif. Akhirnya, EVE juga jatuh cinta pada WALL•E. Terpesona oleh gambar-gambar kehidupan zaman dulu di Bumi sebelum berdirinya Buy N Large, McCrea perihatin melihat kerusakan alam di Bumi yang digambarkan dalam rekaman EVE. Kemudian McCrea merencanakan agar manusia kembali ke Bumi untuk memulihkan segalanya. Namun, AUTO menegaskan bahwa manusia tidak boleh kembali ke Bumi, lalu ia terpaksa menampilkan tayangan berupa rekaman Shelby Forthright yang memerintahkan semua autopilot agar tidak mengembalikan manusia ke Bumi, karena proyek pembersihan yang diusahakan telah gagal. AUTO yang dirancang untuk menuruti perintah tersebut, memberontak dan membuang bibit tumbuhan tersebut. Dalam memperebutkan bibit itu, AUTO dengan ganasnya menyerang WALL•E yang mencoba melindungi bibit itu dan menekan tombol non-aktif di badan EVE. WALL•E dan EVE dibuang ke tempat pembuangan sampah bersamaan dengan bibit tadi, dan mengunci McCrea di dalam kamarnya.
Di tempat pembuangan sampah, EVE kembali aktif setelah sebuah tombol yang ada di dada EVE tersentuh oleh serangga. EVE berusaha mencari WALL•E, setelah menemukannya EVE melihat WALL•E telah rusak berat. Ia berusaha memperbaiki WALL•E, tapi usahanya sia-sia karena tidak ada komponen tubuh WALL•E yang cocok dengan yang ia temukan. Pada saat proses pembuangan sampah diaktifkan, gerbang pembuangan terbuka. Saat itu juga datang M-O yang mengejar WALL•E karena ingin membersihkan kotoran asing yang melekat di tubuh WALL•E. Kemudian M-O terjepit gerbang yang tertutup setelah sampah beserta WALL•E dan EVE dikeluarkan dari tempat pembuangan. Gerbang tidak sepenuhnya tertutup karena M-O terjepit pada gerbang saat mengejar WALL•E untuk membersihkan kotoran asing. Kesempatan ini digunakan oleh EVE untuk menyelamatkan diri dari pembuangan.
Setelah berhasil menyelamatkan diri dari tempat pembuangan sampah dengan bantuan M-O, EVE menolak perintah otomatis yang telah diprogramkan untuk membawa bibit ke pesawat. Ia masih berusaha untuk memperbaiki WALL•E, tapi WALL•E berharap EVE menuruti perintah tersebut sambil mengingatkan EVE jika seandainya mereka berhasil kembali ke Bumi, WALL•E dapat diselamatkan dengan suku cadang yang disimpannya.
WALL•E dan EVE membawa bibit tadi untuk diletakkan di mesin pendeteksi yang ada di pesawat Axiom dengan bantuan M-O. Mereka berdua dibantu McCrea yang menyuruh mereka agar cepat ke mesin pendeteksi tersebut, mereka juga dibantu robot-robot rusak yang membantu mereka dengan melawan robot-robot penjaga. McCrea membohongi AUTO dengan mengatakan bahwa bibit itu ada padanya, dengan mengelabui AUTO melalui visual dari monitor. Kemudian AUTO mendatangi McCrea, lalu mereka berkelahi. McCrea berhasil mengaktifkan mesin pendeteksi, mengakibatkan AUTO memiringkan posisi Axiom, mengakibatkan manusia-manusia yang tidak dapat berjalan menjadi berjatuhan dan tertumpuk di sudut pesawat. Auto mencoba menutup mesin pendeteksi tersebut, namun ditahan WALL-E dengan mengorbankan tubuhnya. McCrea berusaha untuk berdiri dan berjalan untuk mendekati dan mengalahkan AUTO. Pada saat perkelahian dengan AUTO, McCrea melihat tombol merah yang terbuka di bagian tubuh AUTO. Lalu McCrea menekan tombol tersebut, sehingga AUTO yang merupakan pengendali pesawat Axiom menjadi berstatus manual. McCrea dapat dengan sepenuhnya mengendalikan AUTO, dan mengembalikan posisi Axiom ke posisi semula. Akhirnya, bibit berhasil dimasukkan ke dalam mesin pendeteksi (holo-detector), dan melepaskan WALL•E yang bertambah rusak karena terjepit mesin pendeteksi yang akan menutup. Setelah bibit tadi dimasukkan ke dalam holo-detector, pesawat Axiom menuju ke Bumi dengan kecepatan cahaya.
Setelah mendarat di Bumi, EVE bergegas memperbaiki dan menghidupkan kembali WALL•E dengan menggunakan suku cadang yang ada di tempat tinggal WALL•E. Sayangnya, WALL•E telah rusak berat dan hampir semua komponennya ditukar oleh EVE dengan yang baru. Meskipun WALL•E telah diperbaiki dengan sempurna, tapi WALL•E bukanlah WALL•E yang dikenal EVE. WALL•E telah menjadi WALL•E yang diprogram untuk mengerjakan tugasnya dan tidak memiliki perasaan dan ingatan yang dimiliki WALL•E yang EVE kenal. EVE sedih karena WALL•E yang dicintainya sudah tiada, EVE memegang tangan WALL•E lalu menempelkan kepalanya ke kepala WALL•E (bermakna ciuman). Percikan listrik dari “ciuman” tadi memulihkan ingatan dan kepribadian WALL•E, lalu dia dapat mengingat EVE dan bahagia karena dapat berpegangan tangan dengan EVE.
Manusia dan robot bekerjasama dalam memperbaiki kehidupan di Bumi dengan harapan baru, di bawah pimpinan McCrea. Akhirnya, kehidupan yang normal dapat dinikmati kembali oleh manusia. Seiring waktu dan kerjasama manusia dengan robot, Bumi kembali normal seperti sedia kala. Mengenai kelanjutan kehidupan manusia beserta para robot di Bumi, dapat dilihat pada lukisan-lukisan yang terdapat pada kredit penutup dalam film animasi ini.

B. Hubungan Manusia Pada Teknologi
Antara manusia dan teknologi telah tercipta korelasi yang sedemikian erat. Kepiawaian perangkat teknis ini juga membuat manusia ketagihan, bahkan terobsesi.
Spoiler for Gambar:

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1366382.jpg


Misalnya saja pekan lalu di London, Inggris, dimana terjadi aksi protes masyarakat yang kesulitan mendapatkan perangkat terbaru keluaran Apple Inc., iPad 2. Ribuan orang berteriak agar bisa membawa pulang gadget ini. Tak peduli dengan vendor Apple yang terkenal pelit dalam memasok perangkatnya, masyarakat tetap rela mengantri demi mendapatkan produk idaman.

Hal sama terjadi saat peluncuran konsol permainan 3DS dari Nintendo, yang menawarkan pencitraan tiga dimensi tanpa kacamata. Bukan rahasia jika dalam ranah teknologi, saat seseorang menemukan perangkat idaman, uang tidak menjadi soal. Yang penting, ia bisa menjadi pihak pertama yang memiliki perangkat itu.

Perangkat teknologi, sebagaimana dilansir Sydney Morning Herald, sudah menggantikan pola hubungan manusia, menumbuhkan kedekatan atau keintiman dengan benda mati. Misalnya, kita memiliki perasaan khawatir saat perangkat game Sonic the Hedgehog tidak sengaja tertabrak meja.

Adapun sebuah studi yang diterbitkan tahun ini menyatakan, masyarakat Inggris menghabiskan waktu rata-rata sembilan jam sehari untuk terhubung dengan perangkat elektronik. Termasuk diantaranya empat jam di komputer, sejam mengkonsumsi televisi, setengah jam di ponsel, 10 menit untuk microwave dan sisanya untuk perangkat elektronik lain.

Meski tidak menutup kemungkinan masyarakat beberapa perangkat teknologi tersebut diakses pada waktu bersamaan. Menonton televisi sambil memanfaatkan ponsel, contohnya. Lalu, apakah teknologi hanyalah menciptakan kecanduan di masyarakat atau memang bagian tak terpisahkan dari kehidupan?

Berdasarkan data yang dihimpun Telegraph, sepertiga warga Inggris menganggap kemampuan menggunakan teknologi merupakan suatu kewajiban. Ini terkait dengan kegiatan sehari-hari seperti memasak, berkebun, berbicara asing dan bekerja.

“Sangat menakjubkan bagaimana kehidupan digital sudah berpengaruh begitu besar dan menciptakan semacam gairah tersendiri bagi masyarakat Inggris,” ujar juru bicara perusahaan perangkat lunak PC Tools, Richard Clooke.

Beberapa penelitian membuktikan, betapa masyarakat dunia mulai kecanduan perangkat teknologi. Ilmuwan di Amerika Serikat (AS) misalnya, menemukan 22% warga mereka mengaku terganggu dengan dering ponsel saat berhubungan seksual.

Menariknya, masyarakat juga mulai memanfaatkan perangkat seluler untuk mengakses perangkat teknologi lain. Pemanas air milik ReadyWhenUR akan aktif bila pengguna mengirim pesan teks singkat (SMS) ke pemanas itu.

Teknologi juga bisa membuat masyarakat berhenti berperang. Seperti pada 2005 lalu, saat pemerintah Finlandia memberi pernyataan bahwa para pecandu komputer dilarang ikut berperang atau melaksanakan dinas militer.

Meskipun teknologi memudahkan kehidupan manusia, muncul kekhawatiran di beberapa kalangan. Majalah New Yorker pernah bahkan memunculkan kartun yang menunjukkan tiga makhluk gua yang duduk bersama di depan tumpukan bara. Terdapat tulisan, “Sebelum kita memiliki api, kita terbiasa untuk berbicara satu sama lain.”

Hal senada juga sempat diungkapkan filsuf terkenal Socrates yang mengecam keberadaan proses tulis menulis. “Ini akan menciptakan tindakan melupakan di jiwa manusia karena mereka tidak lagi memanfaatkan memori. Mereka lebih percaya kepada karakter yang tertulis sehingga tidak mampu mengingat diri mereka sendiri.”

Keberadaan teknologi sebenarnya tak membuat manusia menjadi pintar ataupun bodoh. Pertanyaannya, mungkinkah kita menjadi manusia yang tidak manusiawi? Dalam buku Quest for Identity, Baroness Greenfield yang ahli saraf di Oxford University mengklaim keberadaan teknologi sudah mengubah fungsi otak manusia. “Bahkan untuk produk sesederhana iPod,” tuturnya.

Dalam diri banyak remaja, teknologi sudah menciptakan perubahan perilaku. Keterampilan komunikasi pribadi manusia mulai berkurang dan hilangnya kemampuan untuk berpikir abstrak. Bahkan di abad 21, akan ada teknologi neuro-chip yang mampu mengaburkan batas antara kehidupan dengan mesin yang tidak hidup. “Ini mengaburkan pemahaman antara tubuh manusia dan dunia luar,” pungkasnya.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada saat ini tidak bisa dielakkan lagi, berbagai penemuan baru muncul tiap harinya. Kita bisa menemukan model maupun feature hanphone yang baru yang selalu dipromosikan oleh para vendor, mulai dari kelas low end sampai high end. Notebook atau yang biasa disebut laptop sekarang seperti “kacang goreng”, ada di setiap toko komputer yang dulunya hanya menjual PC Desktop (personal computer) saja, itupun ditawarkan dengan harga yang super murah hampir setara dengan desktop kelas menengah.
Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu. Tapi apakah tujuan ini benar-benar tercapai dalam kehidupan kita? Jawabannya bisa Ya dan juga bisa Tidak.
Manfaat positif yang bisa kita dapatkan dari penggunaan teknologi ini sudah pasti banyak dan beraneka ragam. Pada saat HP pertama kali diperkenalkan ke masyarakat, disambut dengan gembira karena komunikasi mereka bisa lebih mudah. HP pada saat itu benar-benar tujuannya hanya untuk memperlancar komunikasi, namun kita bisa melihat sekarang hampir setiap hanphone memiliki fitur pemutar lagu, yang tidak lain fungsinya adalah sebagai penghibur. Masih banyak fitur lainnya yang ditawarkan oleh berbagai vendor handphone tersebut, seperti game yang menarik, kamera beresolusi tinggi, bentuk yang “aneh”, business card scanner, push email, wifi, sampai pada bahan dari handphone tersebut bisa dipesan sendiri oleh pembelinya yang ingin tampil beda seperti yang ditawarkan oleh Vertu, dimana pembeli bisa memilih bahan yang diinginkan dari untuk handphonenya, yang bisa terbuat dari batu ruby ataupun berlian, produk ini benar-benar merupakan sebuah handmade. Dengan kata lain, handphone adalah ekspresi dari diri pengguna HP tersebut. Sama halnya dengan handphone, notebook pun gak mau kalah. Selalu ada terobosan baru seperti finger print reader dan berbagai fasilitas yang terlalu banyak kalau saya sebutkan satu persatu. Sehingga saat ini muncul fenomena dimana handphone diciptakan untuk menjadi computer dan computer diciptakan untuk menjadi handphone. Mengapa? Karena produsen handphone menawarkan produk yang ingin membuat para customernya bisa menikmati handphone yang fiturnya bisa sebagai entertain sekaligus alat untuk mencatat berbagai keperluan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Sedangkan notebook dirancang sedemikian kecil dan ringan namun tetap mempertahankan fungsi utamanya.
Lalu apa pengaruh negatifnya? Kita mungkin jarang menyadari efek negatif atau bahkan ada yang tidak menyadari sama sekali. Pasti diantara anda banyak yang jika sedang tidur terkadang terganggu akibat handphone berdering? Jika mendengar handphone berbunyi sudah pasti anda akan langsung segera membukanya, seperti akan mendapat hadiah sebuah rumah. Sekarang banyak banyak sekali operator yang muncul yang menawarkan berbagai kemudahan dalam berkomunikasi, mulai dari tarif yang super murah sampai pada free talk. Dari studi empiris yang dilakukan, penggunaan telepon dalam waktu yang lama akan mengakibatkan jaringan pada otak manusia terganggu!
Dari penggunaan berbagai macam alat digital ini kita juga semakin susah untuk mengingat hari-hari penting kerabat atau orang-orang terdekat kita karena selalu mencatatnya pada alat tersebut. Jika anda ditanya oleh seseorang tanggal ulang tahun kakak atau orang tua anda belum tentu anda mengingatnya bukan? Dengan kata lain, teknologi membuat kita semakin malas untuk mengingat sesuatu yang sebenarnya bisa kita ingat dengan mudah.
Sekarang kembali lagi kepada penggunanya sendiri bagaimana mengimplementasikan teknologi dalam kehidupannya sehari-hari, teknologi yang seyogyanya diciptakan untuk membantu manusia jangan sampai malah membuat manusia menjadi pemalas dalam hal-hal kecil.
C. Homo homini socio , Homo homini Lupus
Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya” atau juga disebut “Homo homini Lupus ” istilah ini pertama kali di kemukakan oleh plautus pada tahun 945,yang artinya sudah lebih dari 1500 tahun dan kita masih belum tersadar juga. di jaman sekarang ini sangat sulit Menjadikan Manusia seperti seorang manusia pada umumnya,sepertinya istilah ini masih tetap berlaku sampai sekarang.
Tidak bisa dipungkiri Hidup di dalam suatu negara sangat di butuhkan sosialisasi karena kita tidak dapat Hidup dengan sendirinya tanpa ada manusia lain.Apalagi seperti keadaan sekarang ini kita Hidup di jaman yang serba susah .Demi mempertahankan hidup itu sendiri kita rela melakukan apa saja Mulai dari yang halal sampai yang Haram, tentunya semua itu kita lakukan untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.Untuk mewujudkan itu semua memang tidak mudah dimana kita harus menghadapi berbagai konflik yang akan memicu lahirnya sikap saling mangsa Dan disinilah Peran Hati nurani & ego sangat dibutuhkan.
gambaran manusia di jaman sekarang ini sangatlah mengerikan dari segi sikap dan perbuatan terkadang lebih keji dari pada hewan yang paling buas sekalipun,saling sikut,saling berebut saling tikam bahkan saling memangsa layaknya serigala yang buas siap menerkam mangsanya demi sebuah kepuasan (ambisi).
sebagai contoh yang terjadi di dalam kehidupan kita seperti tindakan kekerasan,mulai dari perkelahian ,pembunuhan,pemerkosaan,serta aksi teror pemboman yang sedang trend di negara kita dan perang dunia yang memungkinkan akan terjadi lagi. Apakah itu disebut manusia ? Tidak. Kenapa tidak? Karena itu semua manusia yang melakukanya dan dilakukan terhadap manusia juga ? entahlah..’
Pengakuan sebagai umat beragamapun yang telah patuh terhadap ajaranya kerap kali sebagai alasan tindakan kekerasan bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Banyak pelaku kekerasan seperti tersebut menyatakan ini masalah iman, masalah Tuhan atau masalah kebenaran (kebenaran yang ditafsirkan manusia itu sendiri).
untuk menghadapi ini semua haruskah kita pun menjadi serigala ? atau hanya diam dan menjadi domba yang berada di tengah-tengah gerombolan para serigala lapar ?
Negara menurut teori Thomas Hobbes dibutuhkan untuk mencegah kesewenang-wenangan pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan terhadap rakyat yang lemah. Hobbes menilai bahwa negara dibutuhkan perannya yang besar agar mampu mencegah adanya “homo homini lupus” atau manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Hobbes memunculkan teori ini karena di masanya ia melihat adanya kesewenang-wenangan terhadap golongan yang lemah, sehingga perlu adanya peran negara untuk mencegah ini.
Homo homini Lupus
Homo homini lupus adalah ungkapan Latin yang berarti "manusia adalah serigala bagi manusia [sesama]." Pertama dibuktikan dalam Plautus 'Asinaria (495, "homo homini lupus est"), kalimat itu ditarik oleh Thomas Hobbes dalam dedikasi karyanya De cive (1651): "Untuk berbicara tidak memihak, baik perkataan yang sangat benar; Man Itu untuk Manusia adalah jenis Allah, dan yang Man Man adalah Wolfe Waran Yang pertama adalah benar, jika kita membandingkan Warga antara mereka,. dan kedua, jika kita membandingkan Kota ". Hobbes pengamatan di gema mengubah garis dari Plautus mengklaim bahwa laki-laki secara inheren egois.

Ungkapan kadang-kadang diterjemahkan sebagai "manusia adalah serigala manusia", yang dapat ditafsirkan bahwa manusia memangsa manusia lainnya. Hal ini banyak dirujuk ketika membahas kengerian yang manusia mampu.

Sebagai oposisi, Seneca menulis bahwa "manusia adalah sesuatu yang sakral bagi manusia".
PRINSIP HOMO SOCIO DAN HOMO HOMINI LUPUS
Manusia dilahirkan dalam keaadan fitrah, dimana kondisi manusia saat itu adalah suci, bersih dari semua kotoran. Seiring bertambahnya usia, manusia milai mengenali dirinya dan lingkungannya. Manusia itu sendiri pun akhirnya sadar akan kelebihan dan kekurangan yang dia miliki, dan mungkin juga dengan manusia lain yang memiliki kekurangan serupa ataupun kekurangan yang lainnya. Akhirnya, manusia yang diklaim sebagai mahluk paling sempurna didunia, dengan mempunyai akal sehat, budi pekerti dan hati nurani berpikir untuk bisa saling berinteraksi satu sama lain untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Akhirnya manusia itu sadar, bahwa manusia diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain sebagai mahluk sosial (homo homini socio).
HOMO HOMINI SOCIO
Manusia adalah makhluk hidup yang paling sempurna dibandingkan makhluk hidup lain yang Tuhan ciptakan. Mengapa demikian? Ini dikarenakan manusia dikaruniai akal budi dimana ini tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Manusia diciptakan sebagai penguasa dan penjaga akan apa yang ada di bumi ini, maka dari itu manusialah yang bertanggungjawab akan apa yang terjadi di bumi ini. Kita pasti pernah mendengar kalimat “manusia adalah makhluk social” kalimat ini ingin menjelaskan bahwa manusia sebenarnya tidak bias hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya. Kata “social” itu sendiri diambil dari pengertian masyarakat, dengan begitu kita bias menarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang hidup
Definisi Homo Homini Socio
Manusia, sudah jelas bahwa manusia yang dimaksud di dunia tidak hidup sendiri, dan tidak akan bisa hidup sendiri. Karena itu manusia juga disebut makhluk sosial, makhluk yang hidup berkelompok. Manusia membutuhkan informasi-informasi untuk mengetahui keadaan kehidupan yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan survive atau juga pertahanan hidup di dunia ini.

Manusia adalah makhluk yang mempunyai aturan-aturan atau peradaban yang berbeda beda di dunia ini, setiap titik tempat pasti mempunyai peraturan yang berbeda beda. Peraturan tersebut dibuat untuk mentertibkan dan menyesuaikan dengan keadaan titik tempat tersebut, dan juga dibuat untuk mentertibkan komunikasi antar manusia.

Bukan baru-baru ini manusia sebagai makhluk sosial, tetapi sudah berabad-abad lamanya, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, manusia sangat membutuhkasn satu sama lain, karena beberapa alasan, tetapi ada beberapa alasan yang sangat dominan yaitu :

1. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pangan, atau jasmaninya.
2. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pertahanan diri, atu kita bisa sebut survival, untuk bertahan hidup.
3. Manusia juga sangat membutuhkan interaksi dan sosialisasi atas dasar melangsungkan jenis atau keturunan.
bermasyarakat.

D. KONKLUSI
Dari point-point di atas kita bisa melihat dan membayangkan bagaimana manusia sangat membutuhkan satu sama lain. Bukan hanya membutuhkan, tapi masyarakat atau kumpulan manusia yang berinteraksi adalah suatu komponen yang tidak terpisahkan dan sangat ketergantungan. Sehingga komunikasi antar masyarkat dientukan oleh peranan manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial.

Globalisasi, adalah perubahan secara besar-besaran atau secara umum meluas. Dalam arus globalisasi yang berkembang sangat cepat ini manusia menjadi makhluk yang sangat mudah meniru dalam arti meniru sesuatu yang ada di masyarakat yang terdiri dari :

1. Manusia mudah meniru atau mengikuti perkembangan kebudayaan-kebudayaan, dimana manusia sangat mudah menerima bentuk-bentuk perkembangan dan pembaruan dari kebudayaan luar, sehingga dalam diri manusia terbentuklah pengetahuan, pengetahuan tentang pembaruan kebudayaan dari luar tersebut.

2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia, sehingga kinerja manusia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Jadi manusia juga selalu membutuhkan teknologi di dalam kehidupan sehingga tidak menghiraukan dampak negatif yaitu melupakan sosialisasi pada kehidupan masyarakat serta tidak semua orang selalu mengingat kehidupannya sendiri yang harus di jalani melupakan semua hal dalam kehidupan nya.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai aturan-aturan atau peradaban yang berbeda beda di dunia ini, setiap titik tempat pasti mempunyai peraturan yang berbeda beda. Peraturan tersebut dibuat untuk mentertibkan dan menyesuaikan dengan keadaan titik tempat tersebut, dan juga dibuat untuk mentertibkan komunikasi antar manusia serta selalu membutuhkan teknologi untuk kepentingan yang membuat penggunanya ketergantungan pada teknologi.
Dari penggunaan berbagai macam alat digital ini kita juga semakin susah untuk mengingat hari-hari penting kerabat atau orang-orang terdekat kita karena selalu mencatatnya pada alat tersebut. Jika anda ditanya oleh seseorang tanggal ulang tahun kakak atau orang tua anda belum tentu anda mengingatnya bukan? Dengan kata lain, teknologi membuat kita semakin malas untuk mengingat sesuatu yang sebenarnya bisa kita ingat dengan mudah.
Sekarang kembali lagi kepada penggunanya sendiri bagaimana mengimplementasikan teknologi dalam kehidupannya sehari-hari, teknologi yang seyogyanya diciptakan untuk membantu manusia jangan sampai malah membuat manusia menjadi pemalas dalam hal-hal kecil.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada saat ini tidak bisa dielakkan lagi, berbagai penemuan baru muncul tiap harinya.
Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu. Tapi apakah tujuan ini benar-benar tercapai dalam kehidupan kita? Jawabannya bisa Ya dan juga bisa Tidak.
Perkembangan teknologi dapat menyebabkan manusia semakin bergantung dengan teknologi tersebut memudahkan user (manusia) untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga nilai-nilai dasar manusia agar dipertahankan, sehingga bukan sistem yang mengatur user, tetapi user yang mengatur sistem.
Dan bagaimana bila dilihat dari sisi positif ?…
Manusia harus lebih pintar dari mesin karena memang manusia yang menciptakan mesin. Dan mesin itu tidak sempurna.
Semakin maju teknologi, maka manusia harus lebih maju lagi. Berjuang lebih keras untuk mengalahkan teknologi. Bersaing dengan ketat untuk menciptakan teknologi yang lebih maju lagi. Tidak terlena dalam kepraktisan yang di sediakan teknologi.
Apabila teknologi punya dampak merugikan, maka manusialah yang berusaha untuk membuat kerugian itu seminimal mungkin atau bahkan menghilangkannya.
Teknologi itu di tangan manusia, bukan manusia yang berada di tangan teknologi.
Hanya saja mampukah ?…
Mungkin memang harus dipandang dari masing – masing manusia. Di pandang per individu. Karena manusia itu berbeda. Tapi tak ada orang yang mau hidupnya dihancurkan oleh teknologi.
Rabu, 23 November 2011 0 komentar

Contoh Kumpulan Puisi

Posted by : munadi
By Lukas Gentara on Thursday, May 5, 2011

Kumpulan contoh puisi paling lengkap ada di sini. Dari mulai contoh puisi cinta, contoh puisi romantis, contoh puisi persahabatan dan puisi sahabat, contoh puisi rindu dan puisi kangen, contoh puisi patah hati, puisi sakit hati serta puisi putus cinta. Ada juga contoh puisi ibu, contoh puisi lucu dan humor. Dan masih banyak lagi puisi-puisi lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena bisa panjang dan lebar kali tinggi, hehe...


1. Contoh Puisi Cinta
Cinta yang Agung

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh (Khalil Gibran)


2. Contoh Puisi Romantis
Di Hatiku

untaian kata mesra
dan seribu puisi cinta yang kupunya
tak mampu menyaingi indah wajahmu

kau adalah keindahan
yang menghiasi duniaku

memandangmu...
aku berharap waktu berhenti

menyentuhmu...
seperti menyentuh sesuatu yang rapuh tapi sangat berharga

kau adalah jejak
yang iringi langkahku

kau adalah detak
yang iringi jantungku

kau adalah air mata
yang iringi tangisku

kau ada
di hatiku


3. Contoh Puisi Persahabatan
Nyanyian Sahabat

persahabatan adalah hidup
ia mengalir di darahku
bergetar di nadiku
berirama dengan tiap detak jantung

persahabatan adalah kokoh
setegar batu karang
seperti tembok cina
meski raga tumbang
ia akan selalu tegak dalam dada yang memendam langit

nyanyian ini untukmu kawan

untuk setiap gelas yang tak sempat kau teguk
untuk kebahagiaan yang belum lama kau rasakan
dari luka yang panjang

nyanyian ini untukmu kawan

untuk setiap langkah yang kau jejakkan
pada jalan-jalan takdir yang menggurat di telapak kaki
untuk kebersamaan kita di detik terakhir
dan untuk semua kebisingan ini

persahabatan adalah nyanyian
ia mengaun dalam setiap desah nafasku


Gen
Pangandaran, Januari 2010


4. contoh Puisi Sahabat
Sahabat Sejati

Sejuta rangkaian kata
terwujud bagai memori
untuk seorang sahabat
yang setia mengisi hati dan hari

Cuy..!
perdamaian ini
jangan kau kencingi

jagalah arti kata 'peace'
yang kau tulis
di dinding kamarku

Sob..,
perdamaian ini
jangan jadi belenggu

Aku orang bebas
kau orang bebas
kita bebas menentukan
kemana langkah kita tertuju

Bro..,
pertalian ini
jangan jadi benalu

Dirimu milikmu
diriku milikku
Dan persahabatan ini
masih milik kita.


5. Contoh Puisi Patah Hati
Karena Kau Patahkan Hatiku

Aku merasakan patah hati ini
seperti batu koral
yang menimpuk jidat,
Benjol...

Aku merasakan patah hati ini
seperti pukulan Chris Jhon
yang bertubi-tubi
Babak belur...

Aku merasakan patah hati ini
seperti bau kentut
tetanggaku yang gendut
Bikin aku semaput...

Tapi aku benjol bukan karena ditimpuk batu koral
Aku babak belur bukan karena dipukul Chris Jhon
Dan aku semaput bukan karena mencium bau kentut

Tapi karena kau
telah patahkan hatiku

Ciamis, 1 Juni 2010
Lukas Gentara


6. Contoh Puisi Sakit Hati
MATA AIR & AIR MATA

Aku ingin membasuh air matamu
Biar luka itu kering
Dan kau bisa melukis pelangi di birunya mata air
Tanpa air mata lagi
Dan aku ingin menghirup mata airmu
Biar kehausan rindu ini tergenangi

 bibirmerahmembabibuta@yahoo.com)
J(Mayank Ponimiring II


7. Contoh Puisi Putus Cinta
DI UJUNG PAGI

Mengapa bahagia beranjak pergi?
Jauh kudekap, ditepis sunyi mencercap
Sementara, tak sedikit pun kakiku bergerak meninggalkan penantian yang kusekap
Di batas rindu, menyekat cinta dalam pedih yang meratap
Dengan apa lagi kugambarkan jujur dan tulusku?
Aku terbentur jawab yangg belum juga terungkap
Dijerat mimpi semu tanpa penghabisan yang merekat
Di ujung pagi, aku tercekat
Mendambamu, setiap saat

(Mayank Ponimiring II ** bibirmerahmembabibuta@yahoo.com)
Sabtu, Juli 03, 2010


8. Contoh Puisi Sedih
Kau Takkan Kumiliki

ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat empat tahun yang lalu

pandangan mata yang dulu pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tak juga tersentuh

dan masih kuingat betul
betapa aku tersiksa
seperti terpenjara
saat kusadari
kau takkan kumiliki


9. Contoh Puisi Ibu
Pulanglah Ibu
oleh: Laili Nurul H.

Tubuhmu kaku,
matamu kaku,
mulutmu membisu
napasmu terhenti sudah

Aku tahu
ibu telah pergi ke alam sana
yang tak pernah ada dalam bayanganku,
juga ku dengar bisikan

Oh ibu
tak lama ibu telah terkubur ditanah merah
hanya sendiri
dukaku ibu pasti tau menjalar sekujur tubuh
biarlah ibu pulanglah dengan tenang


10. Contoh Puisi Perjuangan
BUNGA DAN TEMBOK

seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak kaukehendaki tumbuh
engkau lebih suka membangun
rumah dan merampas tanah

seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak kaukehendaki adanya
engkau lebih suka membangun
jalan raya dan pagar besi

seumpama bunga
kami adalah bunga yang dirontokkan di bumi kami sendiri

jika kami bunga
engkau adalah tembok
tapi di tubuh tembok itu telah kami sebar biji-biji
suatu saat kami akan tumbuh bersama
dengan keyakinan: engkau harus hancur!
dalam keyakinan kami
di mana pun – tirani harus tumbang!
Solo, ’87 - ‘88


11. Contoh Puisi Pendek
Perempuan Bertubuh Puisi

perempuan bertubuh puisi. kembali melewati rumahmu tanpa rindu yang dahulu. potret potret ilalang kali ini cukup dititipkan oleh sungai sungai perasaan
tanpa arus keinginan yang dahulu. kembali menatap jendela kamarmu.
perempuan bertelapak matahari, pertemuan pertemuan itu ternyata masih menjadikan kita puisi
tanpa kata tentang rasa yang biasa.

makassar, 15 juli 2007


12. Contoh Puisi Rindu
Menapaki Kerinduan

ketika sinar rembulan pucat
sesosok rindu tanpa sayap
terbang ke langit malam

gelap mata
gelap hati
membuat ia lupa dimana tempat bersinggah
gelap malam menghapuskan arah dan tujuan

sementara,
dingin sunyi menjadi saksi
jiwa-jiwa yang menggigil
terperosok ke ceruk jurang malam

dalam...
sedalam hatimu

debur ombak di Pantai Barat menghantam jiwaku
tapi tak mampu goyahkan sepi
sapaan angin mengajak kabut dingin
menyusupi pori-pori,
merontokkan tulang..,
tapi tak mampu runtuhkan sunyi

sepi tanpa keheningan
sunyi dalam kebisuan

disitu aku terdampar
sendiri
menapaki kerinduan

Pangandaran, 2009


13. Contoh Puisi Kangen
Rindu Menghantam Jiwa

tadi siang matahari baru saja bunuh diri
terjun ke lembah sunyi
mendung...

seperti hatiku yang berselimut rindu
beku...

sudah kucari kau ke laut
sudah kucari kau ke langit
bayangmu pun tak kujumpai

kulepaskan saja rindu pada Jack Daniels...

seperti orang gila
aku terkapar di sudut maya gelap ini
bertanya pada sepi yang dijadikan anak tiri oleh waktu

Apa yang kau rasa kala rindu menghantam jiwa????


14. Contoh Puisi Jatuh Cinta
Jatuh Dalam Cinta

Sebenarnya aku sedang tidak ingin jatuh
apalagi cinta
hanya sekilas melihat wajahmu
hanya sesaat menatap matamu

Tapi wajahmu yang membayang
saat kangen dan kesepian
di setiap malam
di setiap mimpiku yang hitam

Maka akhirnya aku putuskan
untuk jatuh dan cinta
padamu


15. Contoh Puisi Humor
Di Bawah Pohon Kelapa - Puisi Humor

Kekasihku,
masihkah kau ingat
saat kita berdua di bawah pohon kelapa?

Bercumbu rayu
bercanda tawa
mengukir kenangan dan kemesraan

Saat itu ingin kucium bibirmu
ingin ku peluk tubuhmu
dan saat itulah sebutir kelapa jatuh di kepalaku..

Bletak...!
anjrit...!!!!
sejak saat itu aku kapok pacaran di bawah pohon kelapa


16. Contoh Puisi Lucu
Puisi Cinta dari Geologist
oleh: Fitri Nurhayati

tahukah kamu,
cintaku padamu sedalam palung pada zona subduksi.
sayangku padamu berkembang sejalan dengan waktu
seluas mid oceanic ridge yang memisahkan benua afrika dan amerika.

tubuhmu sepanas hotspot di hawai bagiku
yang membuat kangenku setinggi puncak mount everest
yang terbentuk karena tektonik cinta dan lipatan-lipatan sayang..

puisi dr ank geologi 1,7 thn yg lalu.


17. Contoh Puisi Gombal
Puisi Gombal Buat Pacar
untuk Eriana SS


Sebenarnya aku sedang tidak ingin mengingatmu
apalagi merindukan
tapi indah wajahmu selalu membayang
setiap sepi dan lamunan

Dan entah untuk yang ke berapa kalinya
bayanganmu muncul di antara bintang dan bulan purnama
begitu indah
begitu anggun
hingga mataku tak kuijinkan berkedip walau sedtikpun

Kekasihku,
bening telaga matamu adalah inspirasi
bagi lukisan cinta di hatiku
maka duduklah bersamaku di sini

melukis malam dengan keindahan
mewarnai hari dengan cinta
menghabiskan waktu dengan dalam kemesraan


18. Contoh Puisi Sunda
Puisi sunda : Asih nu mawa peurih 1
oleh Pustaka Sunda

Asih surup ngudag srangenge
haliwungna ati anu ngageuri
kembang tresna ngawagu wayahna
rumasa raga teu walakaya

Geuning enya diri ngarasa
lieuk euweuh ragap teu aya
ukur keclak ibun katresna
ngalembereh maseuhan satia
Naha enya teu aya harga ?

talaga wening nyangkrung na soca
bedah marudah ngaremkeun rasa
asih, tresna, satia nu taya harga
kahalimpudan pamaes dunya
naha aya ngagenclangna rasa ?


19. Contoh Puisi Bahasa Inggris
Love Hurts

You told me that you loved me
why did you leave me to cry in the cold
you swore this time was different
why does that line seem so old

You told me I was the only one
who could make you feel that way
you told me that you cared about me
so why didnt you stay

All the nights you laid with me
alone in the dark in my bed
now I finally realize
you were just messing with my head

Love is such a powerful word
a word people often misuse
something they take for granted
something they beat and abuse

My wounds run deep inside me
there's blood all over the place
I think I’ve really lost it this time
Im ashamed to show my face

-mindFREAK-

20. Contoh Puisi Perpisahan
Pintu Perpisahan

untung tak bisa diraih
malang tak bisa ditolak
seperti juga siang dan malam
pertemuan dan perpisahan
adalah pasangan dalam kehidupan

bahagia dan derita
adalah dua sisi
dari koin yang sama

tapi
aku tak berani mengundi diri

semua kemungkinan terbuka
seperti pintu terbuka
bagi perpisahan ini


21. Contoh Puisi Idul Fitri
Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk Sahabat

Sahabat duduklah disini
mari kita bicara dengan hati
aku tak bermaksud menertawai
apalagi menghakimi
kau boleh cerita sesuka hati
singkap masalah yang tertabiri
bagi rahasiamu mulutku terkunci
Satu pintaku Sahabat di Hari Fitri
lepaskanlah beban dalam hati
untukmu aku ada disini
kuberikan pikiran, tangan dan kaki
bersama-sama kita cari solusi
sesuai jalan yang diridhai Ilahi

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf atas Segala Kesalahan Diri


22. Contoh Puisi Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan |Puisi Ramadhan
04/09/2008

Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu
Hari hari Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap Takabur

Kadang kami masih saja lupa bahwa Engkaulah Penentu
Kadang kami masih saja merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhlukMU,
Yang lain bukan UmatMU

Dalam Doaku......
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu,dariMU, Sang Mahatahu
Doaku bukan harapan , tapi itu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak KAU kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang KAU limpahkan



Sabtu, 19 November 2011 0 komentar

PARADIGMA DALAM MASYARAKAT

Posted by : munadi
Paradigma Masyarakat, Behaviour, dan Budaya sebagai Satu Kesatuan dalam
Peningkatan atau Penurunan Nilai Kesehata
Jika kita telaah lebih lanjut, ketiga hal tersebut ternyata sangat mempengaruhi suatu nilai
kesehatan dalam kehidupan kita.
Masih perlu kita pertanyakan megenai paradigma sehat menurut masyarakat-masyarakat pada
umumnya. Karena berdasarkan asumsi saya, kebanyakan masyarakat kita masih berpandangan
bahwa kesehatan itu adalah sikap kuratif dan rehabilitatif yg menjadi unsur pembangunnya,
bukan sikap promotif dan preventif. oleh karena itu paradigma masyarakat yang seperti ini lah
yang semestinya kita ubah sedikit demi sedikit. Karena mau sebaik apapun penyuluhan kita
terhadap masyarakat, jika paradigma tersebut belum mampu kita ubah, maka kita sebagai pelaku
promosi kesehatan akan menemukan kesulitan dalam tujuan kita untuk meningkatkan nilai
kesehatan tadi.
Lanjut ke tahapan kebiasaan. Karena menurut saya kebiasaan satu individu sangat dipengaruhi
oleh ideologi bahkan paradigma dalam membangun sikap tersebut. Jadi bisa saya katakan bahwa
paradigma adalah faktor sentral dalam mempengaruhi kebiasaan atau tindakan-tindakan yng kita
lakukan. Tetapi kebiasaan yang kita lakukan itu bisa saja mempengaruhi paradigma-paradigma
individu lain. Sebagai contoh : “dalam suatu masyarakat yang nilai kesehatan nya masih rendah
(dilihat dari paradigma individu-individu dalam masyaakat tersebut yang masih belum peduli
terhadap lingkungan sekitarnya) pasti ada setidaknya satu orang yang sangat berpengaruh dan
dijadikan sosok panutan dalam masyarakat tersebut, kita ambil ketua RT. Nah apabila kebiasaan
ketua RT tersebut sangat mendukung dalam peningkatan nilai-niai kesehatan seperti
membersihkan selokan dll. Tentunya masyarakat yang tadinya belum sadar akan hal itu, menjadi
sadar karena kebiasaan sang ketua RT tersebut.” Dalam hal ini kita bisa simpulkan bahwa
kebiasaan tersebut memang dipengaruhi oleh paradigma, tetapi kebiasaan satu orang juga dapat
mempengaruhi paradigma-paradigma individu-individu lain. Sehingga hubungan paradigma dan
kebiasaan sangat relevan.
Muncul satu hal lagi yang sangat penting, yaitu “Budaya”. Saya memiliki pandangan bahwa
budaya ini terbentuk atas dasar penggabungan dari paradigma dan kebiasaan, sehingga ia
menghasilkan sesuatu yang disebut budaya atau kebudayaan. Namun kebudayaan apa yang akan
kita bahas disini? Tentu saja Budaya seseorang atau masyarakat untuk hidup sehat baik secara
jasmani, rohani atau sosial. Dan lagi budaya juga erat kaitannya dengan sikap. Oleh karena itu
budaya tersebut dipengaruhi langsung oleh suatu kebiasaan.
Kita sebagai praktisi promosi kesehatan sangat mengharapkan budaya masyarakat yang sehat,
baik itu untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk masyarakatnya bahkan untuk lingkungannya.
Sehigga bukan persoalan lagi bahwa masyarakat Indonesia ini akan semakin tinggi nilai
kesehatannya.
Oleh karena itu marilah kita ubah paradigma kita mengenai kesehatan agar bisa berpengaruh
terhadap kebiasaan yang kita jalani. Dan berujung pada budaya yang sangat mementingkan
kesehatan, dimana hal ini mutlak dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan segala aktifitas
secara optimal, sehingga nilai kehidupan kita pun senantiasa bermakna.
Mengubah Paradigma Asuransi
Perkembangan industri asuransi jiwa di Indonesia belakangan ini cukup pesat. Jumlah premi
meningkat tajam, klaim yang dibayar sebagai manfaat berasuransi semakin signifikan.
Masyarakat yang berasuransi secara individual ataupun kelompok bertambah banyak. Jumlah
agen asuransi pun terus meningkat. Semua itu membuktikan bahwa asuransi memang sebagai
salah satu pembuka lapangan kerja serta bermanfaat bagi ekonomi dan akhirnya masyarakat
secara luas. Jika dibandingkan dengan kinerja industri sejenis di negara lain, Indonesia memang
masih tertinggal. Tentu saja, kondisi itu terkait dengan tingkat kesejahteraan dan pemahaman
masyarakat terhadap manfaat berasuransi.
Pertanyaannya, apakah masyarakat harus terlebih dahulu sejahtera baru mereka ditawari produk
asuransi? Atau sebaliknya. Justru karena belum sejahtera sehingga masyarakat perlu dan penting
diajak berasuransi? Itulah paradigma asuransi. Paradigma berasuransi yang terbangun saat ini di
masyarakat ialah asuransi identik dengan kemalangan. Entah itu meninggal, kecelakaan, dan
lainnya. Karena itu, saat seseorang diajak berasuransi atau ditawari polis asuransi, yang
terbayang seketika ialah kematian, sakit, atau kecelakaan sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan finansial diri sendiri dan keluarga.
Itu ada benarnya.Jika paradigma tadi dibiarkan terus-menerus hidup dalam masyarakat,
perkembangan asuransi akan tetap lambat dibandingkan dengan besarnya harapan dan potensi
pasar asuransi nasional. Penduduk yang berjumlah 220 juta jiwa bukanlah pasar kecil bagi
asuransi di tengah semakin meningkatnya pendapatan per kapita penduduk.Oleh sebab itu, pesan
"proteksi" dengan konotasi kemalangan yang masih sering "dijual" kalangan asuransi,
perusahaan, agen, sudah harus diubah dan diganti menjadi pesan"kesejahteraan".Di sinilah
pentingnya peran agen asuransi sebagai ujung tombak industri ini. Merekalah yang berhadapan
langsung dengan masyarakat.
Pergeseran Paradigma Etika Pelayanan Publik
Sejarah etika dalam pelayanan publik dapat ditelusuri dalam tulisan Denhardt yang
berjudul The Ethics of Public Service (1988). Penulis ini menggambarkan sejarah etika
pelayanan publik mulai dari karya Wayne A.R.Leys tahun 1944, yang oleh penulis disebut
sebagai Model I – The 1940’s. Leys memberikan saran kepada pemerintah Amerika Serika
tentang bagaimana menghasilkan suatu good public policy decisions. Ia berpendapat bahwa
sudah waktunya meninggalkan kebiasaan atau tradisi (custom) yang selama ini selalu menjadi
pegangan utama dalam menentukan suatu pembuatan keputusan karena pemerintah terus
berhadapan dengan berbagai masalah baru. Katanya, kebiasaan dan tradisi tersebut harus
“digoyang” dengan standard etika yang ada dimana etika, katanya, harus dilihat sebagai
source of doubt. Pertanyaan-pertanyaan etika harus digunakan dalam menilai apakah suatu
keputusan sudah dianggap baik atau tidak. Singkatnya, dalam model ini dikatakan bahwa
agar menjadi etis, diperlukan seorang administrator senantiasa menguji dan
mempertanyakan standard yang digunakan dalam pembuatan keputusan dari pada hanya
sekedar menerima atau tergantung pada kebiasaan dan tradisi yang ada (Denhardt, 1988: 6)
Hurst A. Anderson di tahun 1953 mengungkapkan dalam suatu pidatonya dengan
judul Ethical Values in Administration (nilai-nilai etika dalam administrasi). Katanya,
masalah etika sangat penting dalam setiap keputusan administratif, tidak hanya bagi mereka
yang memformulasikan kebijakan publik, dan etika itu sendiri harus dipandang sebagai
asumsi-asumsi yang menuntun kehidupan dan pekerjaan kita semua. Dengan kata lain, kita
harus memiliki apa yang disebut philosophy of personal and social living. Oleh Denhardt
(1988) pendapat ini diklasifikasikan sebagai Model II – The 1950’s, yang berintikan bahwa
agar dianggap etis maka seorang administrator hendaknya menguji dan mempertanyakan
standard atau asumsi-asumsi yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan.
Standard-standard tersebut harus merefleksian nilai-nilai dasar masyarakat, dan tidak
sekedar bergantung semata pada kebiasaan dan tradisi (hal 8). Perlu diketahui bahwa yang
dimaksudkan dengan nilai-nilai dasar (core values) masyarakat meliputi antara lain
kebebasan, kesetaraan, keadilan, kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Tahun 1960an memunculkan suatu nuansa baru dalam etika pelayanan publik. Robert
T.Golembiewski memaparkan dalam tulisannya yang berjudulkan Men, Management, dan
Morality tahun 1965, bahwa praktek-praktek organisasi yang telah berlangsung sekian lama
yang didasarkan pada teori-teori organisasi tradisional telah membawa dampak negatif pada
individu-individu yang bekerja dalam organisasi itu sendiri. Dengan kata lain, para individu
tersebut merasa tertekan dan frustrasi dan karena itu sisi etika dari praktek tersebut perlu
mendapatkan perhatian. Standard-standard yang telah ditetapkan dalam organisasi jaman dulu
belum tentu cocok sepanjang masa, karena itu harus dilihat apakah masih pantas
dipertahankan atau tidak. Disini Golembiewski melihat etika sebagai contemporary standards
of right conduct yang harus disesuaikan dengan perubahan waktu. Karena itu, Denhardt
(1988) melihat pendapat ini sebagai Model III – 1960’s, yang pada dasarnya agar menjadi
etis seorang administrator sebaiknya menguji dan mempertanyakan standard, atau asumsi
yang melandasi pembuatan suatu keputusan. Standar-standard tersebut harus merefleksikan
nilai-nilai dasar masyarakat dan tidak semata bergantung pada kebiasaan dan tradisi.
Standard etika bisa berubah ketika kita mencapai suatu pemahaman yang lebih baik terhaap
standard-standard moral yang absolut (hal. 9-10).
Para ahli administrasi publik yang tergolong dalam masyarakat New Public
Administration yang muncul di tahun 1970an, memberikan nuansa baru yaitu meminta agar
administrator memperhatikan administrative responsibility. David K.Hart, salah seorang
intelektualnya, menilai bahwa administrasi publik saat itu sudah bersifat impartial dan sudah
waktunya merubah paradigma lama untuk memperbaiki kepercayaan publik yang waktu itu
sudah pudar. Ia menyarankan agar social equity atau keadilan sosial harus menjadi pegangan
pokok administrasi publik, sebagaimana disarankan oleh John Rawls dalam Teori Keadilan,
yang dinilai benar-benar menggambarkan paradigma keadilan. Nilai keadilan yang
disarankan disini sebenarnya hanyalah merupakan sebagian dari core values yang telah
disebutkan diatas, sehingga pengalaman di tahun 1970-an tersebut lebih menggambarkan
penyempurnaan content atau isi dari etika itu sendiri, sebagai pelengkap dari tinjauan tentang
process dan context yang telah diungkapkan dalam model-model sebelumnya.
Dengan demikian, model ini disebut sebagai Model IV – the 1970’s, yang merupakan
akumulasi penyempurnaan dari model-model sebelumnya dimana dikatakan bahwa agar
menjadi etis seorang administrator harus benar-benar memberi perhatian pada proses
menguji dan mempertanyakan standard, atau asumsi yang melandasi pembuatan keputusan
administratif. Standard-standard ini mungkin berubah dari waktu ke waktu dan
administrator harus mampu merespons tantangan-tantangan dan tuntutan-tuntutan baru
dengan memperbaharui standard-standard tersebut. Isi dari standard-standard tersebut
harus mererfleksikan komitmen terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, dan administrator
harus tahu bahwa ialah yang akan bertanggung jawab penuh terhadap standard-standard
yang digunakan dan terhadap keputusan-keputusan itu sendiri (Denhardt, 1988:16)
Setelah model keempat diatas, muncul beberapa pendapat yang secara signifikan
memberikan kontribusi bagi penyempurnaan paradigma etika pelayanan publik. Dua tokoh
penting yang memberi kontribusi tersebut adalah John Rohr dalam karyanya Ethics for
Bureaucrats (1978) dan Terry L. Cooper dalam The Responsible Administrator (1986). John
Rohr dalam tulisannya memberikan sumbangan yang sangat berati yaitu bahwa dalam proses
pengujian dan mempertanyakan standard dan asumsi yang digunakan dalam pengambilan
keputusan diperlukan “independensi”, dan tidak boleh tergantung dari pemikiran pihak luar
seperti Makamah Agung atau Pengadilan Negeri, dsb. Karena itu, Denhardt (1988)
menyebutnya sebagai Model V – After Rohr, dimana dikatakan bahwa untuk dapat disebut
etis maka seorang administrator harus secara independen masuk dalam proses menguji dan
mempertanyakan standard-standard yang digunakan dalam pembuatan keputusan. Isi dari
standard tersebut mungkin berubah dari waktu ke waktu ketika nilai-nilai sosial dipahami
secara lebih baik atau ketika masalah-masalah sosial baru diungkapkan. Administrator
harus memahami bahwa ia akan bertanggung jawab baik secara perorangan maupun
kelompok terhadap keputusan-keputusan yang dibuat dan terhadap standard etika yang
dijadikan dasar keputusan-keputusan tersebut (Denhardt, 1988: 23).
Setelah Model V yang didasarkan pada pendapat John Rohr, Denhardt (1988: 26)
menggambarkan suatu model akhir yang disebut Model VI – After Cooper. Model ini
menggambarkan pemikiran Cooper bahwa antara administrator, organisasi, dan etika terdapat
hubungan penting dimana etika para administrator justru sangat ditentukan oleh konteks
organisasi dimana ia bekerja. Jadi lingkungan organisasi menjadi sangat menentukan, bahkan
begitu menentukan sehingga seringkali para administrator hanya memiliki sedikit “otonomi
beretika”. Dengan kata lain, agar dapat dikatakan etis apabila seorang administrator mampu
mengatur secara independen proses menguji dan mempertanyakan standard yang digunakan
dalam pembuatan keputusan, paling tidak keputusan yang secara sah dibuat pada tingkatan
organisasi itu. Isi dari standard tersebut mungkin berubah dari waktu ke waktu bila nilainilai
sosial dipahami secara lebih baik dan masalah-masalah sosial baru mulai terungkap.
Administrator dalam hal ini harus siap menyesuaikan standard-standard tersebut dengan
perubahan-perubahan tersebut, senantiasa merefleksikan komitmennya pada nilai-nilai
dasar masyarakat dan tujuan organisasinya. Administrator akan bertanggung jawab secara
perorangan dan profesional, dan bertanggung jawab dalam organisasi terhadap keputusan
yang dibuat dan terhadap standard etika yang digunakan dalam keputusan itu (Denhardt,
1988.26).
Dari gambaran singkat tentang pergeseran paradigma etika pelayanan publik diatas
dapat disimpulkan bahwa selama ini etika dan moralitas sudah mendapatkan perhatian yang
serius dalam dunia pelayanan publik atau administrasi publik. Tiga hal pokok yang menarik
perhatian dalam paradigma ini yaitu (1) proses menguji dan mempertanyakan standard etika
dan asumsi, secara independen; (2) isi standard etika yang seharusnya merefleksikan nilainilai
dasar masyarakat dan perubahan standard tersebut baik sebagai akibat dari
penyempurnaan pemahaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, maupun sebagai akibat
dari munculnya masalah-masalah baru dari waktu ke waktu; dan (3) konteks organisasi
dimana para administrator bekerja berdasarkan tujuan organisasi dan peranan yang dimainkan
mereka, yang dapat mempengaruhi otonomi mereka dalam beretika.
PARADIGMA PEMBANGUNAN KEHUTANAN
Sejarah tiga dasa warsa pengelolaan hutan tropis adalah sebuah potret “chaos” pembangunan
kehutanan Indonesia termasuk di Provinsi Maluku. Kegagalan tersebut dicerminkan oleh
maraknya berbagai persoalan yang kini telah meledak sebagai sebuah krisis kehutanan yang
bersifat multi dimensi. Konflik lahan antar stakeholder di kawasan hutan, bencana kebakaran
hutan, deforestasi yang berdampak pada erosi dan sedimentasi, perambahan dan pencurian
kayu (illegal logging), dan dehumanisasi masyarakat setempat, merupakan beberapa
persoalan kritis yang sampai hari ini belum terselesaikan. Kelestarian hutan dan
kelangsungan hidup masyarakatnya saat ini menjadi suatu wacana yang sangat langka bahkan
cenderung hilang bersama perubahan ekologi hutan dan sosial budaya masyarakat.
Krisis kehutanan pada dasarnya terjadi karena kesalahan budaya yang tercermin dari cara
pandang, norma yang dianut, dan perilaku para pengelola hutan dalam menerapkan kebijakan
pembangunan kehutanan. Paradigma pembangunan kehutanan sebagai payung yang
melandasi setiap kebijakan pengelolaan hutan selama ini banyak diwarnai wacana
paternalistik yang menghasilkan pola sentralistik, tidak demokratis dan terbuka yang
membentuk pola pendekatan atas bawah dan seragam. Oleh sebab itu landasan dan orientasi
paradigma kehutanan haruslah dirubah. Perubahan paradigma kehutanan akan meungkinkan
perubahan kebijakan dan implementasi operasional pengelolaan hutan, dalam kerangka yang
lebih sejajar, demokratis dan dapat dipertanggung jawabkan.
Terdapat dua hal mendasar sebagai cara pandang yang harus diyakini sebagai sebuah neo
ideologi oleh setiap stakeholder pengelola hutan alam, yakni
• Bahwa hutan dan masyarakat setempat tidak dapat dipisahkan. Karena itu
pengelolaan hutan harus berbasis pada masyarakat (Community Based Forest
Management), dimana masyarakat menjadi pelaku utama. Selama ini yang terjadi
adalah state based forest management.
• Bahwa hutan merupakan sebuah ekosistem yang bersifat integral. Karena itu,
pengelolaan hutan konvensional yang hanya berorientasi pada kayu (timber
extraction) harus diubah menuju pengelolaan hutan yang berorientasi pada sumber
daya alam yang bersifat multi-produk, baik hasil hutan kayu maupun non kayu, jasa
lingkungan serta manfaat hutan lain (forest resources based management)
Perubahan atas wacana di atas menjadi sia-sia, bila dalam penerapan pengelolaan hutan
berbasis masyarakat tidak mewujudkan prinsip-prinsip dasar paradigma baru pembangunan
kehutanan.
Prinsip kelestarian fungsi ekonomi dan sosial hutan merupakan salah satu syarat utama
tercapainya pengelolaan hutan secara lestari. Artinya, ketiga aspek di atas secara
proporsional tetaplah menjadi pertimbangan sesuai dengan potensi hutan dan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat. Dalam perspektif ini, menjadi penting untuk tidak
mendasarkan usaha pengelolaan hutan semata-mata hanya pada orientasi hasil hutan berupa
kayu. Terlebih bila pengelolaan hutan tersebut dilakukan pada kawasan hutan lindung atau
konservasi yang tidak memperbolehkan bentuk pengelolaan hutan yang merubah fungsi pokok
hutan.
Budaya paternalistik yang menyebabkan ketidaksejajaran kedudukan antar stakeholder juga
terbukti merupakan salah satu sebab kegagalan pengelolaan hutan secara lestari dan
berkelanjutan. Negara melalui pemerintah dan aparaturnya memegang hegemoni penguasaan
hutan dan distribusi pemanfaatannya.
Demokratisasi pengelolaan sumberdaya hutan merupakan jawaban dari persoalan di atas.
Prinsip demokrasi merefleksikan bahwa kedaulatan tertinggi atas suatu hal berada di tangan
rakyat. Dalam perspektif pengelolaan sumberdaya hutan peran rakyat haruslah menjadi titik
pusat setiap bentuk kegiatan. Salah satu wujudnya tercermin dari perimbangan pembagian
kewenangan antara pusat dan daerah melalui kebijakan desentralisasi serta perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah.
Wujud demokratisasi pengelolaan sumberdaya hutan haruslah dapat diterima oleh seluruh
lapisan masyarakat tanpa kecuali. Pembagian manfaat haruslah dapat diterima secara adil
dan proporsional oleh setiap pihak. Prinsip keadilan itu hanya dapat terwujud ketika nilainilai
budaya dan etika tetap menjadi landasan dalam proses pembagian manfaat atas
pengelolaan sumberdaya hutan.
Kebijakan pengelolaan hutan tidak lagi menjadi sesuatu yang bersifat elitis. Dalam perspektif
paradigma baru, pengelolaan hutan haruslah mengakomodir prinsip dasar berupa
pertanggungjawaban kepada masyarakat umum (akuntabilitas publik). Artinya, setiap
stakeholder berhak memperoleh akses atas informasi hutan dan kehutanan secara terbuka.
Tidak terbatas pada akses informasi yang bersifat profit, namun juga informasi atas berbagai
kemungkinan timbulnya berbagai dampak ekologis dan sosial dari pengelolaan hutan yang
bersifat negatif.
Kelestarian hutan tidak akan terwujud apabila dalam setiap kebijakan pengelolaan hutan
tidak mengandung prinsip kepastian hukum. Tanpa kepastian hukum yang menyangkut status
kawasan serta hak-hak setiap stakeholder terhadap hutannya maka akan senantiasa
menimbulkan potensi konflik laten atas kawasan hutan. Kisah konflik pertanahan selama
beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak cukup memiliki
legitimasi, meskipun berlindung dibalik kuatnya landasan hukum formal. Sementara
masyarakat setempat yang meneriakkan hak-hak atas hutan selalu kalah dalam setiap
penyelesaian konflik karena hanya dilandasi oleh aturan tak tertulis. Karena itu diperlukan
suatu kepastian hukum yang mengakomodir kedua sistem hukum yang ada.
Mengubah Paradigma Pelayanan Birokrasi di Jakarta
Layanan KTP keliling yang dilakukan di luar hari kerja oleh Pemda DKI Jakarta baru-baru ini
merupakan terobosan pelayanan kepada masyarakat yang patut diapresiasi meskipun masih
terbatas untuk perpanjangan KTP saja. Dengan layanan ini, masyarakat yang kesulitan mengurus
KTP karena kesibukan kerja atau lokasi kelurahan yang jauh dari tempat tinggal dapat terlayani
dengan pelayanan yang lebih baik dan cepat. Namun , Pemda DKI Jakarta tidak boleh cukup
berbangga dan puas sampai di sini. Karena terobosan ini barus sedikit dari begitu banyak
langkah perbaikan yang harus dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta terhadap pelayanan publik
yang diberikan kepada warga Jakarta. Masih banyak problem pelayanan publik yang harus
dihadapi dan diterima masyarakat Jakarta, yang menyebabkan kegiatan warga terhambat dan
tidak memperoleh manfaat yang maksimal.
Sudah umum diketahui bahwa pelayanan publik di Jakarta pada hampir semua sektor, khususnya
layanan administrasi, masih jauh dari memuaskan. Pelayanan yang lambat, tidak pasti, adanya
biaya tidak resmi menjadi wajah dari pelayanan publik oleh birokrasi di Jakarta. Survei yang
dilakukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Tahun 2006 terhadap 10 kota di
Indonesia menunjukkan Jakarta sebagai kota peringkat kedua terburuk dalam kepuasan
masyarakat atas pelayanan publik. Memprihatinkan, mengingat Jakarta adalah ibukota negara.
Sementara survei Kompas pada 2007 menggambarkan bahwa birokrasi Jakarta gagal dalam
menjalankan fungsi pelayanan umum. Sosiolog dari UI, Prof. Tamrin Amal Tamagola juga
menyatakan bahwa ada lima penyakit birokrasi ibukota yaitu Incoherence, Inward looking,
Inconsistence, Incompetenc dan, Impotence yang menyebabkannya tidak mampu melayani
masyarakat dengan baik
Survei terbaru (2010) yang dilakukan IFC-World Bank tentang kemudahan berbisnis di dunia,
menempatkan Indonesia yang diwakili Jakarta di peringkat ke 122, tertinggal dari negara-negara
tetangga seperti Thailand, Malaysia dan terutama Singapura. Bahkan di dalam negeri, survei Sub
National Doing Business yang dilakukan tahun 2009 juga menempatkan Jakarta di peringkat 7
diantara 14 kota lain dalam hal kemudahan memulai bisnis. Salah satu sumber penyebab
peringkat yang buruk ini adalah birokrasi perijinan investasi yang masih sulit. Belum lagi
pelayanan publik lain yang masih banyak dikeluhkan masyarakat. Pelayanan oleh aparatur
birokrasi masih identik dengan pelayanan yag kompleks, berbelit-belit dan menghambat akses
warga untuk mendapat layanan publik yang diperlukannya secara wajar. Padahal pelayanan
publik bukan hanya menjadi hak masyarakat namun juga menjadi pintu masuknya investasi
dalam kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Perilaku buruk dari birokrasi pemerintah terutama dalam pelayanan publik, seringkali karena
adanya paradigma (mindset) yang salah dalam menjalankan fungsinya sebagai aparatur
pemerintahan. Birokrasi pada hampir semua level juga belum mengalami perubahan paradigma;
dari budaya minta dilayani menjadi budaya melayani. Penyelenggaraan pelayanan publik terlalu
berorientasi kepada kegiatan dan pertanggungjawaban formal dan kurang berorientasi pada hasil
berupa pelayanan yang prima kepada warga masyarakat. Birokrasi terjebak pada pola akivitas
yang directly unproductive activities (Bhagwati, 1982). Gaya manajemen yang terlalu
berorientasi kepada tugas (task oriented), juga menyebabkan aparatur kurang termotivasi untuk
lebih kreatif dalam menjalankan tugasnya dan menghasilkan kualitas pelayanan publik yang
prima.
Kelambananan dan paradigma minta dilayani menyebabkan Jakarta disandera birokrasi.
Infrastruktur yang lengkap dalam mendukung kegiatan bisnis dan aktivitas masyarakat serta daya
dukung sektor swasta dalam kegiatan ekonomi yang baik di Jakarta, menjadi tidak teroptimalkan
dalam mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat akibat hambatan pelayanan birokrasi.
Bahkan pengembangan SDM berkualitas dapat mengalami hambatan akibat pelayanan publik di
bidang pendidikan dan kesehatan yang juga masih buruk.
Menggugah Perspektif Masyarakat Terhadap Paradigma Baru Sistem Pendidikan
(Nasional)
Senin, 04 Oktober 2010 11:37 Administrator
Berbicara mengenai sistem pendidikan dinegara kita tercinta ini, seolah tidak ada habis-habisnya
memicu kontroversi dan polemik berkepanjangan yang terus bergulir ditingkahi dengan
komentar yang memunculkan pemeo seperti “ganti pimpinan (menteri) berarti ganti kebijakan
(sistem)” atau “tahun ajaran baru, ganti buku baru”, apakah ini sudah menjadi “suratan takdir“
bagi anak bangsa ini yang harus dijalani dalam proses menuju perbaikannya ? Dipersilahkan
anda untuk mencari jawaban yang paling pas menurut kaidah dan persepsi masing-masing,
dengan tanpa meninggalkan pengertian bahwa segala sesuatu itu pasti akan mengalami
perubahan dan hanya satu yang tidak dapat berubah yaitu perubahan itu sendiri.
Dunia pendidikan (nasional) dirasakan selalu tertinggal dibandingkan dengan perkembangan
teknologi, informasi maupun dunia bisnis yang seharusnya seiring sejalan dalam
perkembangannya mengikuti tuntutan dan zamannya, apakah karena dunia pendidikan lebih
banyak dan harus berorientasi kepada human investment katimbang memikirkan profit and lost
yang bernaung dalam suatu wadah/lembaga dengan embel-embel nirlaba ? Mungkin ini suatu
fenomena yang sering terjadi dalam dunia pendidikan (nasional) manakala kita ingin maju dan
dihadapkan pada tantangan globalisasi disemua sektor.
Dan sebagai konsekuensinya yang muncul ketika kita ingin mewujudkan harapan cita-cita
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dapat terwujud adalah bagaimana agar
masyarakat mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) terhadap perkembangan dunia
pendidikan ini mengingat dalam membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan tidak cukup
hanya dengan memiliki spirit semata yang lebih konkrit lagi adalah terbentuknya suatu keinginan
atau political will dan komitmen yang kuat dari segenap lapisan masyarakat.
Paradigma Baru Sitem Pendidikan
Dalam upaya menjawab kebutuhan dan tantangan dunia global saat ini, paling tidak ada dua
aspek dalam sistem pendidikan yang dapat kita jadikan bahan kajian dan kita gali untuk
dilakukan perubahan menjadi paradigma baru yang berlaku.
Aspek pertama adalah dalam hal metode pembelajaran, sejak dahulu metode pembelajaran kita
selalu berorientasi dan bersumber hanya kepada guru dan berlangsung satu arah (one way), kita
sepakat bahwa metode ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi dengan tanpa
mengenyampingkan bahwa GURU itu tetap harus menjadi insan yang patut di Gugu dan di tiRu.
Sudah saatnya kini orientasi berubah tidak hanya kepada satu sumber saja (Guru), tetapi harus
dilakukan berorientai kepada siswa dan secara multi arah, dengan terjadinya proses interaksi ini
diharapkan akan menstimulir para siwa untuk lebih menumbuhkan tingkat kepercayaan dirinya,
proaktif, mau saling bertukar informasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berfikir
kritis, membangun kerja sama, memahami dan menghormati akan adanya perbedaan pendapat
dan masih banyak harapan positif lainnya yang lahir dari adanya perubahan tersebut serta pada
akhirnya siswa akan dihadapkan pada realitas yang sebenarnya dalam memandang dan
memahami konteks dalam kehidupan kesehariannya.
Aspek kedua adalah menyangkut manajemen lembaga pendidikan itu sendiri, seperti kita alami
selama ini dimana pada waktu sebelumnya sekolah hanya bergerak dan beroperasi sendiri-sendiri
secara mandiri, maka dalam konteks pembelajaran masa kini dan kedepan setiap sekolah harus
mempunyai dan membangun networking antar lembaga pendidikan yang dapat saling bertukar
informasi, pengetahuan dan sumber daya, artinya sekolah lain sebagai institusi tidak lagi
dipandang sebagai rival atau kompetitor semata tetapi lebih sebagai mitra (counterpart).
Memang jika kita pikirkan kembali kedua aspek paradigma baru ini dalam implementasinya
tidak akan semudah seperti membalik telapak tangan, akan banyak ekses maupun aspek lainnya
yang harus dipikirkan seperti misalnya berakibat akan adanya perubahan dan peran sebuah
lembaga pendidikan yang selama ini kita pahami. Namun melalui konteks perubahan ini kelak
akan jelas terlihat bagaimana sektor pendidikan akan dapat bersinergi dan seiring sejalan dengan
kemajuan dan perkembangan teknologi, pengetahuan dan bisnis sekalipun, karena ouput dari
suatu pendidikan menjadi lebih berkualitas.
Implementasi Paradigma Baru Sisdiknas
Output yang bagaimana yang dapat kita harapkan dari suatu proses perubahan pendidikan dalam
menuju kearah peningkatan kualitas adalah tergantung dari bagaimana kita
mengimplemantisakan, dengan tetap berkomitmen dan berpegang pada aspek perubahan
paradigma baru sistem pendidikan dan stressing nya difokuskan terhadap hal-hal berikut ini :
1.Sistem Pendidikan harus diimplementasikan dengan berpegang pada prinsip “muatan lokal,
orientasi global”
2.Konten dan kurikulum yang dibuat harus berbasis pada penciptaan kompetensi siswa
(kognitif, afektif dan psikomotorik)
3.Proses belajar mengajar harus berorientasi pada pemecahan masalah riil dalam kehidupan,
tidak sekedar mengawang-awang (problem base learning)
4.Fasilitas sarana dan prasarana harus berbasis teknologi informasi agar dapat tercipta jejaring
pendidikan antar sekolah dan lembaga lainnya
5.Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidkan harus mempunyai kemampuan
multi dimensi yang dapat merangsang multi intelejensia peserta didik
6.Manajemen pendidikan harus berbasis sekolah ? Sistem informasi terpadu untuk menunjang
proses administrasi dan strategis
7.Otoritas pemerintah daerah diharapkan lebih berperan dalam menunjang infrastruktur dan
suprastruktur pendidikan ? Sesuai strategi otonomi daerah yang diterapkan secara nasional.
Kita sepaham dan sepakat pada akhirnya bahwa “nasib” keberhasilan anak bangsa ini untuk
dapat berkompetisi dan berhasil memenangkan persaingan di segala sektor di era global ini
berada pada institusi pendidikan
Dalam upaya menciptakan keunggulan kompetitif ini, masyarakat perlu berpartisipasi secara
aktif untuk dapat menumbuhkan dan menciptakan inovasi yang berharga bagi perkembangan
dunia pendidikan, karena tanpa ada inovasi yang signifikan, pendidikan nasional hanya akan
menghasilkan output yang tidak mandiri, kurang percaya diri dan selalu akan tergantung pada
pihak lain.
Dalam perspektif masyarakat terhadap pendidikan harus mampu menjembatani dan mengatasi
kesenjangan antara proses, hasil dan pengalaman selama dibangku sekolah dengan kenyataan
tuntutan hidup yang riil.
Dalam era globalisasi ini tantangan pendidikan menjadi tidak terbatas (waktu, lokasi dll), jika
kita (masyarakat) berdiam diri dan tidak mempunyai keinginan untuk melakukan suatu
perubahan kearah perbaikan, maka bersiap-siaplah kita sebagai bangsa akan termajinalisasikan
secara alami.
Paradigma Ekonomi
Dijadikannya paradigma ekonomi sebagai satu-satunya fokus utama dan indikator keberhasilan
pembangunan disebabkan oleh political phobia pemerintahan Soeharto terhadap 'kegagalan'
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Soekarno. Pertikaian antar partai yang
berjumlah ratusan (dan sekarang nampaknya terulang kembali) membuat rezim Soeharto alergi
terhadap pembangunan politik dalam arti pemberian kesempatan yang luas kepada masyarakat
untuk membentuk organisasi-organisasi sosial politik.
Atas pertimbangan inilah kemudian muncullah semboyan kampanye pembangunan (baca :
pembangunan ekonomi) sebagai sasaran yang hendak dan harus dicapai pada waktu itu.
Pembangunan Yes, Politik No merupakan semboyan kampanye partai politik (Golkar khususnya)
pada tahun-tahun 1970-an dan 1980-an. Klaim Golkar yang selalu mengatakan pembangunan
jalan terus jika Golkar menang merupakan refleksi dari terlalu berlebihannya ekonomi dijadikan
sebagai panglima. Kesan bahwa Orde Baru hanya ingin berbeda dengan Orde Lama semakin
kuat ketika alasan-alasan ekonomis dijadikan sebagai pembenaran akan perilaku dan keputusan
politik rejim penguasa Orde Baru pada waktu itu.
Adopsi pendekatan pembangunan yang diarahkan pada strategi trickle down effects dan
economic growth oleh Orde Baru, ternyata tidak dapat berjalan sebagaimana teorinya. Efek-efek
yang menetes ke bawah dimana diharapkan mampu menjunjung golongan miskin dan ekonomi
lemah ternyata malah sebaliknya. Golongan ekonomi lemah menjadi sangat tergantung pada
struktur ekonomi diatasnya karena memang sistem ekonominya mengikat pada hal seperti itu.
Strategi economic growth juga menghasilkan dampak yang mengerikan yaitu bahwa
pertumbuhan tinggi namun kesenjangan antara yang kaya dan miskin semakin lama semakin
jauh. Yang kaya menjadi lebih kaya dan sebaliknya yang miskin menjadi lebih miskin.
Akibatnya adalah tidak tertampungnya kapasitas ekonomi kelas bawah dalam dinamika ekonomi
nasional yang lebih sehat.
Kondisi seperti ini mengakibatkan weak economic foundation (fondasi ekonomi yang lemah)
karena tidak terdistribusikannya kekuatan ekonomi secara proporsional dan seimbang. Keadaan
ini semakin diperparah dengan economic corruption, collusion, cronyism dan unfair economic
competition oleh karena intervensi kekuasaan dalam kehidupan ekonomi. Idealisme dalam
kebijakan tidak pernah sama dalam implementasinya. Ketika kebijakan menyatakan
pembangunan ekonomi untuk membantu masyarakat kecil, namun pada kenyataannya
masyarakat ekonomi menengah dan keataslah yang diuntungkan (Prof. Hugo, 1991).
Intervensi kekuasaan dalam ekonomi dan digunakannya indikator ekonomi sebagai sarana
mencapai tujuan-tujuan politik rejim Orde Baru inilah yang membawa kepada pembangunan
ekonomi yang lemah dan tidak sehat. Pejabat berbisnis, militer berbinis, anak pejabat berbinis
dengan menggunakan fasilitas istimewa inilah yang kemudian menghancurkan idealisme sistem
ekonomi itu sendiri. Kondisi semacam ini semakin parah karena ternyata pola bisnis semacam ini
tidak saja terjadi pada tingkat nasional tetapi juga pada tingkat lokal kedaerahan. Jadi tuntutantuntuan
hukum terhadap anak-anak pejabat yang berbisnis dengan fasilitas istimewa tidaklah
fair, bila hanya ditujukan kepada anak-anak pejabat pusat seperti Mantan Presiden Soeharto.
Anak-anak para Gubernur, Bupati dan pejabat daerah lainnya yang pada masa Orde Baru
berbisnis dengan fasilitas istimwewa harus juga dikenai sanksi hukum (punishment)yang
setimpal. Namun demikian, bagi mereka yang berbisnis secara fair, wajar dan kompetitif juga
harus diberikan reward yang setimpal pula.
Rabu, 16 November 2011 0 komentar
Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts

Copyright © 2012 Article | Naruto Vs Sasuke V2 Theme | Designed by Johanes DJ